27 November 2013, saya memutuskan untuk mendaftar menjadi relawan Turun Tangan. Saat ini sudah 21.673 orang melakukan hal yang sama, bergabung menjadi relawan untuk seorang Idealis Muda, seorang yang sudah membuktikan sumbangsihnya untuk Indonesia, seorang penggerak, prestasi pendidikan yang gemilang tidak membuatnya lupa akan masalah-masalah di negeri ini. Siapa dia? Anies Baswedan
Saya gak akan bercerita banyak tentang beliau, teman-teman bisa googling sendiri. Apa prestasinya? Apa kekurangannya? Silahkan cari tau, atau klik link yang saya kasih di atas tadi. Silahkan simpulkan sendiri, siapa dan bagaimana beliau.
‘Terus lo mau ngapain posting beginian din?’
Aku ingin berbagi cerita tentang keraguan ku pada awalnya untuk bergabung di Turun Tangan, sampai pada akhirnya saat ini aku betul-betul yakin mendukung seorang Anies Baswedan untuk menjadi Presiden Indonesia.
Awalnya saat mendaftar sebagai relawan, saya pikir tidak akan terlibat sampai sejauh ini (sejauh apa? akan saya tuturkan di postingan berikutnya). Bahkan hati saya sendiri masih ragu, bukan ragu pada sosok beliau, sama sekali bukan.
Saat itu saya sudah tergabung menjadi relawan untuk anak jalanan di salah satu yayasan di Jakarta. Saya bingung dan takut kalau teman-teman lain berpikir yang aneh-aneh (padahal sama sekali engga, akunya aja kepede’an.hehe). Saya juga takut dicibir oleh sebagian teman, takut dibilang ‘sok-sok an, gak idealis, sok pinter, apa lah itu’ dan pada akhirnya iya, beberapa teman memang mencibir saya 🙂 Tapi gak apa-apa, itu pilihan untuk mereka, dan resiko untuk saya. Yaelah, lagian dicibir doang.haha
Saya juga ragu, karena beliau ikut konvensi Partai Demokrat. ‘Kenapa harus ikut-ikut di partai siiii?’ itulah yang saya pikirkan saat itu. Tapi setelah berusaha mencari tahu kenapa, akhirnya saya setuju kalau ingin membersihkan rumah yah harus masuk ke dalam rumah itu. Membersihkan partai, ya harus melalui partai itu. YA, saya setuju itu. Dan memang karena Mas Anies di undang untuk ikut konvensi, sebagai orang biasa, sebagai rakyat non partisan partai.
Awal maret 2014, saya membulatkan semangat untuk benar-benar Turun Tangan mendukung beliau, benar-benar Turun Tangan membantu mengubah permainan politik, benar-benar Turun Tangan mendukung orang baik masuk politik.
Kenapa akhirnya saya benar-benar bersemangat? Karena Saya Takut. Melihat beberapa ‘orang jahat’ di masa lalu begitu antusias mencalonkan diri untuk menjadi penguasa bukan sebenar-benarnya menjadi Presiden RI. Masa-masa sulit saya untuk bersekolah di Tahun1998 sampai saat ini masih mampu membuat saya menangis. Rasa takut itu yang pada akhirnya membulatkan tekad saya untuk mencegah ‘orang jahat’ menjadi pemimpin. YA! saya harus mendukung ‘orang baik’ masuk politik, harus!
Awal Maret 2014, saya menadapat sms dari Turun Tangan Bekasi, untuk bergabung di acara Kopdar mereka. Tapi sayang, saya gak bisa hadir saat itu. Sampai undangan kopdar yang kedua pun saya masih tidak bisa hadir. Terus kapan Turun Tangannya kalau begini??? Inilah kebodohan saya terlambat menyadari bahwa sebenarnya tanpa ikut Kopdar, saya bisa Turun Tangan dengan teman-teman di Bekasi.
Saat undangan sms yang kedua, saya langsung menghubungi Risa Triandari (Jendralnya Turun Tangan Bekasi). Saya menyampaikan keinginan saya untuk bergabung dengan Turun Tangan Bekasi, ‘saya siap membantu di bidang DKV dan multimedia’.
Risa menyambut terbuka, dan malamnya saya di undang ke dalam group Whatsapp Turun Tangan Bekasi, Group yaaaaanggggg….. ah sudah lahhhhh :)) group anak muda dengan antusias dan semangat juang yang tinggi pastinya. 🙂
Beberapa kegiatan positif untuk masyarakat sudah kami lakukan, mulai dari #gentayangan, #seranganfajar.
Sejujur-jujurnya tulisan ini pun saya buat untuk teman-teman di Turun Tangan Bekasi yang sedang mengalami Demotivasi. Demot dengan keadaan sekarang, dengan konvensi yang (katanya) tidak diteruskan. Untuk teman-teman yang merasa tidak siap mental dengan kenyataan Mas Anies tidak jadi nyapres, untuk teman-teman yang saat ini bingung harus berbuat apa.
Kalian berhasil dibuat demot oleh media, oleh lawan-lawan politik beliau, dan oleh diri kalian sendiri.
Ini sebenarnya yang lawan-lawan politik Mas Anies inginkan, relawannya kebingungan, bimbang dengan keadaan sekarang, dan akhirnya demotivasi. Akhirnya kita telat untuk bergerak. Ini yang mereka inginkan. Aku justru merasa di bully, gak terima dengan keadaan seperti ini, harus berbuat sesuatu.
Ingat kan? Kita ini BEYOND! Ini justru titik awal sebenar-benarnya menjadi seorang relawan, mencurahkan segenap pikiran, waktu, dan tenaga kita, untuk siapa? Untuk kita, untuk Indonesia. Harusnya saat ini kita merasa ditantang untuk berbuat sesuatu bukan malah diam, harusnya saat ini kita bergerak mengenalkan beliau ke setiap orang yang mungkin untuk kita kenalkan (secara tidak langsung).
‘JUSTRU DI HARI-HARI INI KITA BERJUANG’ <<< ingat ini kan?
Teman-teman, saya pun (kemarin) sama seperti kalian, merasa bingung dan merasa tidak siap jika benar-benar terjadi Mas Anies tidak jadi nyapres. Tapi, mari kita ingat segala yang telah kita lakukan. Apa harus berhenti di sini? Apa cukup hanya berdiam diri? Apa cukup hanya berpikir? Apa cukup hanya modal jempol? Apa cukup yang telah kita lakukan?
Teman-teman, saya masih ingin percaya, Tangan Tuhan pasti ada untuk ‘orang baik’. Untuk Anies Baswedan, untuk Turun Tangan, untuk Indonesia. 🙂
Pejuang Bukan??? HADAPIII!!!!!
suka sama tulisannya dek 🙂
jangan putus asa
kalaupun tahun ini gak jadi nyata,,
kita masih punya perjalanan panjang 5 tahun kedepan,,,
PEJUANG BUKAN,,,
HADAPIII!!!
Tangan tuhan ada untuk orang baik | sayangnya orang baik diam dan mendiamkan, lalu tangan tuhan harus menolong siapa? 🙂
Hahaha apapun yg terjadi kita tetap berjuang, kita BEYOND! B E Y O N D!
HADAPI!
ara