Aku memilih diam, memilih untuk tidak berbuat apa-apa, Diam.
Diam untuk bahagia, gundah, dan pilu yang sudah bergumul sesak di dada.
Entah apa namanya.
Aku memilih diam atas rasa yang bersimpul untuk mu.
Ini cinta atau rasa kagum?
Mungkin ini rasa kagum dan penasaran yang bercampur aduk, tak tersampaikan, dan tidak sengaja menjadi cinta.
Aku mulai tidak mengerti apa inginnya takdir?
Kemarin memaksaku, tapi hari ini seolah berkata:
“Mungkin tidak dengan kamu, atau mungkin tidak sekarang”
Lalu aku bisa jawab apa? Aku bisa apa?
Aku hanya bisa percaya, terserah, kapan saja, aku percaya.
Tangan Tuhan akan ada untuk ku bersama kamu. Suatu hari, nanti, semoga tidak terlalu senja.
Dinda,
Rinjani, Mei 2014.