Surat Cinta Untuk Kak Pritha

kakprit

 

“Kalau kita sudah sampai di atas puncak gunung, jangan lama-lama di sana, kita harus cepat turun untuk mengabarkan dan menceritakan gimana rasanya di atas itu ke orang-orang di sekeliling kita yang gak punya kesempatan sampai ke sana, begitu lah jadi pemimipin” Pritha Aritonang

Banyak orang mengidolakan artis cantik, ganteng, sukses, kaya raya, pintar, even artis itu sombong sekalipun. Apapun yang dikenakan, dilakukan, bahkan dikatakan sekalipun oleh idolanya akan diikuti.

Ada pula orang-orang di kelas menengah yang mengidolakan sosok inspiratif seperti Anies Baswedan, Andy F. Noya, atau mantan presiden kita sekalipun. Alasannya karena inspiring. Saya termasuk di dalamnya.

Bisa dibilang saya ini mudah termakan doktrin –in the good way– Terlebih saat saya mendapati kebuntuan dalam beberapa masalah. šŸ˜€

Belakangan ini ada satu sosok perempuan yang sangat menginspirasi untuk saya. Kalau dulu –waktu SMA– saya pernah bilang ingin sekali menjadi seperti Rosiana Silalahi. Karena beliau pintar, seksi dalam pemikiran, tegas, dan berwibawa. Nah kaliĀ ini saya menemukan sosok serupa tante Rosi (dulu sok akrab nyebutnya tante.hehe). Sosok perempuan kali ini datang dari kalangan biasa, bukan artis, tokoh politik, apalagi artes koreaaa.haha

Dia benar-benar perempuan biasa, pekerja biasa, gadis batak, petualang, galak >..< hehe, senyumnya manis banget gak kayak inang-inang batak (kalau kata Patrick,hehe), tegas, penuh komitmen, risk striker, dan yang paling penting sangat “terbuka”.

Pesan yang sangat melekat di kepala saya dari perempuan ini adalah “Din, jadi orang itu harus ngomong apapun yang dirasa. Jangan dipendem-pendem aja, diam itu gak menyelesaikan masalah. Kalau lo gak suka, yah ngomong. Kalau ada yang salah yah ngomong. Gak usah gak enak-gak enakan. Kalau lo diam dan pergi, itu namanya lo lari dari masalah.”

–dan seorang pemimpin harus turuntangan terhadap masalah bukan lari dari masalahĀ (kalau yang ini kata-katanya Mas Anies Baswedan.hehe)–

Pesan dari kakak volunteer idola saya itu akan selalu saya ingat dan terapkan. Karena meskipun sama-sama dari Sumatera, saya ini gak seperti kakak yang satuĀ itu yang blak-blak’an bingiits.

Bagi saya, dia adalah sosok pemimpin muda di kalangan relawan saat ini. Meskipun kadang “jujur”nya dia menyakitkan untuk orang lain. Tapi yah itu “lebih baik jujur, biarpun jadinya gak enak didengar” begitu –lagi-lagi– kalau kata dia.

Cara dia menangani adik-adik kami di Rumah Belajar Senen pun keren bingits. “Bicara kak din, biacara, yang paling penting adik-adik tuh diajak ngobrol, ditanya, hukuman itu gak menyelesaikan sikap jelek mereka, omongan kasar mereka, malasnya mereka, yang penting tuh diajak ngomong dengan tegas dan baik-baik (dan inii tuh gak mudaaaahh sodara-sodara)” itu juga salah satu pesannya.

Dia juga sering menganalogikan kondisi dengan hobi naik gunungnya. “Kita tuh gak usah lah kak din berkutat dengan hal-hal sepele. Mikirin omongan orang tentang kita, kita kan gak bisa maksain cara pandang orang. Banyak masalah yang lebih penting yang lebih worth it untuk dipikirin. Lo tau gak banyak orang yang berjuang untuk tetap hidup, lo sendiri juga tau kan gimana rasanya mendaki gunung-gunung tinggi? masalah-masalah yang sering kita hadapi itu gak ada apa-apanya dibanding pendakian itu. Tapi yah itu kalau udah sampe atas, jangan lama-lama, kita harus cepat turun untuk mengabarkan dan menceritakan gimana rasanya di atas itu ke orang-orang di sekeliling kita yang gak punya kesempatan sampai ke sana, begitu lah jadi pemimipin kak din.” ruarrrrr biasa kan? gak ada satu detik pun dia lewatkan untuk berbicara hal gak penting.

Hal yang paling membuat saya bangga bisa mengenalnya adalah dia gak pernah menyepelekan orang lain, lebih tepatnya menyepelekan sesuatu. Sesampah apapun curhatan lo, maksudnya gini: sesepele apapun yang kita ceritain, dia pasti dengerin dengan baik, dan menanggapi dengan baik dan serius. Hebat sekali yah? Jarang saya menemui orang yang hatinya se “lega” dia. Sering kali orang akan menanggapi seseorang bercerita –terlebih lagi baru dikenal–Ā dengan “oh” “he eh” “iya mungkin ya” “hmmm kali yah “hmmm yaudah”. Saya gak pernah menemukan itu pada dirinya.

Saya kagum dan terinspirasi dengan sosoknya. Saya beraharap akan terus berada didekat orang ini. Semoga Tuhan selalu mengizinkan pesan-pesan kebaikan dari beliau sampai ke telinga saya. Semoga semua pesannya tidak akan pernah saya abaikan.

 

Dear Kak Pritha Aritonang,

Hai kak, selamat ulang tahun šŸ™‚ semoga selalu diberi keberkahan oleh Tuhan, dan dilancarkan segala rencananya untuk masa depan šŸ˜‰
Aku gak bisaĀ kasih apa-apa untuk kakak, tapi kakak udah kasih banyak hal untuk aku. Pesan-pesan dari kakak akan selalu aku ingat dan sampaikan lagi keapada orang banyak. Semangat kakak untuk berbagi akan selalu aku bawa di mana pun aku bernaung nanti. Biarpun aku sering dimarahin sama kakak, aku gak akan tersinggung, karena aku tahu itu pasti untuk kebaikan kita bersama.

Kak Pritha, jangan pernah berhenti berbagi yah, jangan pernah lelah mengingatkan kami, jangan pernah hilang semangat itu dari hati kakak, jangan pernah lupa kalau ada kami di sini yang siap mendengarkan cerita-cerita kakak dari atas gunung-gunung tinggi, dari jernihnya air laut, dari bersihnya pasir pantai, dan dari tulusnya hati kakak.

Terimakasih Kak šŸ™‚

*satulagi, jangan lupa cari jodoh kak :p
Love KakPrit *kisssskisssssss

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s