Kita semua ini kan ciptaan Tuhan, gak mungkin Tuhan salah menciptakan kita. Kalau ada yang membuat salah seorang di antara kita merasa rendah diri, itu berarti Manusia yang menghina Tuhan.
“you are amazing, Just the way You are”
—–
Saya pernah berpikir bahwa jadi monyet itu enak. Mereka saling menerima tanpa menuntut tampilan fisik dari pasangannya. Tapi sayangnya saya juga gak mau jadi monyet, karena mereka gak punya naluri untuk saling toleransi.
Kalau dipikir-pikir mereka bisa saling menerima karena di habitat mereka bentuknya sama, gitu-gitu aja, jadi apanya yang mau disirikin.hehehe
Berbeda dengan kita manusia yang katanya diberi hati dan naluri ini. Justru malah mementingkan penampilan fisik. Kalau menurut beberapa teman laki-laki saya penampilan fisik itu penting. “Karena biar gimana pun orang akan lihat fisik lo dulu. Ya gak mungkin kan mau beli mangga, terus kulitnya busuk terus lo beli” Begitu alasannya. Hehe, tapi kan kita bukan mangga, kan kita manusia dikasih akal pikiran untuk mantesin diri.
Sebenarnya mendengar pernyataan beberapa teman, ya ada benarnya juga, fisik itu penting tapi harusnya ga jadi nomor satu.
Kalau jadinya nomor satu, apa kabar orang-orang macam saya ini. Kepala saya hanya diisi dengan kerja, berbagi, melayani, mengajar, melindungi, berbuat baik, dan bermanfaat untuk orang banyak.
Gimana soal merawat diri, ke salon, beli baju, fashion? Bagi saya itu juga penting, tapi yah yang penting bisa membuat saya terlihat gak jorok dan berantakan aja di hadapan orang-orang yang saya sayangi. Jadi yah ke salon sama fashion belum menarik perhatian saya.hehehe
Waktu saya gak banyak untuk benahin fisik. Lagi pula sayang banget kalau di dunia yang cuma bentaran doang ini saya hanya sibuk mempercantik diri, bagi saya sih begitu. Toh ini berujung pada pilihan setiap orang kan.hehe
Saya gak ada maksud apa-apa lho membahas ini. Hanya saja miris kalau harus diam padahal ada sudut pandang lain yang bisa saya utarakan.
Kembali ke soal Manusia yang derajatnya paling tinggi di antara mahluk ciptaan Tuhan lainnya. Manusia beruntung sekali diberikan Hati dan Naluri. Tapi sayangnya sering kali HN ini hanya berfungsi saat seseorang jatuh cinta. Kalau udah jatuh cintrong, udah deh kepala sama hati gak sinkron. Sama, saya juga begitu koq. Kalau lagi jatuh cinta HN nya langsung running seratus persen, gak sadar malah hasilnya Eroorrr…hahahaha
Okeh Backkk yaah… 😀
‘Sayang sekali’ maksud saya adalah kenapa dalam menilai ataupun mendengar gagasan seseorang kita ini malah lebih sering melihat penampilan fisiknya dulu. Tanpa memberi kesempatan kepada Hati dan Naluri kita untuk bekerja merasakan atau bahkan menilai gagasan, isi kepala dan hatinya seseorang itu dulu.
Eniwei, ini adalah soal sudut pandang. Jadi kalau ada yang tersinggung atau gak suka, yah monggo aja..hehehee Apalah saya ini, hanya butiran debu.. 😀
Teman-teman, ajakan saya ini simpel koq. Yuk dari sekarang, coba kita buramkan sedikit bola mata kita yang sering kali salah gawang ini.
Pertajam Hati dan Naluri kita dalam melihat sekitar, mendengar seseorang, memandang seseorang, berbicara dengan siapapun, terlebih menolong orang. Biarkan Hati dan Naluri kita bekerja tidak hanya dengan urusan cinta tapi juga dengan urusan berkomunikasi dan penilaian terhadap sesama.
Kita ini kan Manusia bukan Monyet. Punya Naluri dan Hati bukan Ekor 🙂
Kita semua ini kan ciptaan Tuhan, gak mungkin Tuhan salah menciptakan kita. Kalau ada yang membuat salah seorang di antara kita merasa rendah diri, itu berarti Manusia yang menghina Tuhan.
“you are amazing, Just the way You are” Semangat dari dua orang teman yang menuntun ku menulis hari ini. Thanks Kak pida dan Tanti :*