Kapida, Nuzul, Lizar, Doki, Iwan, Obi, Jore, dan Tanti adalah orang-orang yang menguatkan seorang Dinda di sepanjang tahun ini. Selamat Tahun Baru kaliaaan…
—
31 Desember 2014. Banyak yang bikin resolusi untuk tahun berikutnya, banyak yang menguntai harapan, banyak juga yang merencanakan hal-hal besar.
Sementara saya, pinginnya refleksi dulu. Sudah berbuat apa saja di satu tahun ini. Sekaligus koreksi diri, apa yang harus saya perbaiki dan kembangkan lagi ke depannya.
Januari
Semua pasti memulai dari Januari. Begitupun saya di 2014 ini, resain dari perusahaan yang sudah dua tahun memberi banyak hal. Saya simpulkan ini sebagai “keluar dari zona nyaman”.
Hal yang signifikan mengubah hidup saya adalah, di bulan ini saya memulai untuk menutup aurat dan mengenakan jilbab. Kisah itu bisa dibaca di sini.
Februari
Saya mendapat kesempatan menjadi guru di sebuah sekolah informal untuk Anak Jalanan dan Marjinal. Sebelumnya kebetulan saya sudah menjadi volunteer di Sahabat Anak Kota Tua. Dari situ lah saya mendapat kesempatan itu.
Di bulan yang sama saya menceburkan diri menjadi relawan salah satu peserta konvensi partai demokrat. Ya, saya menjadi relawan dari Mas Anies Baswedan. Saat itu saya melihat konsep TurunTangan (Gerakan Relawan sosial politik yang diinisiasi oleh Mas Anies) sebagai cahaya terang di dunia politik yang gelap gulita, inilah jembatannya menuju politik yang baru. Cerita elngkapnya bisa dibaca di sini.
Di februari juga saya bersama keempat teman lainnya mengambil peran untuk dunia pendidikan di Indonesia melalui project kami “Ayo-Sekolah”. Lengkapnya silahkan baca di sini. Project ini memiliki pimikiran yang besar, meskipun kami memulainya dengan sebuah titik kecil, saya berharap akan ada banyak orang yang bisa tergerak membantu atau bahkan membuat hal yang sama seperti kami.
Maret
Untuk pertama kalinya saya berkunjung ke pelosok desa. Pertama kalinya saya yang anak kota ini benar-benar ada di pelosok desa. Belajar banyak hal sederhana namun berarti untuk kehidupan saya di bulan-bulan berikutnya. Inipun berkat project Ayo-Sekolah.
April
Ini adalah bulannya saya. Hal spesial di hari ulang tahun saya adalah, banyak doa dan ucapan yang dipanjatkan dari para volunteer tempat saya bernaung (Ayo Sekolah, Sahabat Anak, TurunTangan). That’s awesome momment
Saya juga mendapat kesempatan dari Ayo Sekolah untuk berbagi inspirasi di SMP, di pelosok pandeglang. Bertutur mengenai kegagalan, dan perjuangan saya saat bersekolah hingga mencapai karir menjadi seorang Desainer Grafis sekarang ini. Cerita perjuangan itu bisa dibaca juga di sini.
Mei
Akhirnya impian saya mengunjungi Gunung Rinjani bisa tercapai. Berjalan jauh keluar dari rumah, bahkan pulau jawa. Saya juga dipertemukan dengan sahabat-sahabat baru yang saling menjaga dan berjuang untuk sampai ke Puncak Gunung Tertinggi nomor dua di Indonesia Timur itu. Lengkapnya di sini.
Juni, Juli, Agustus
3 bulan yang melelahkan, maraton, dan tak terlupakan. Saya tergabung ke dalam satu tim relawan penuh waktu untuk mendukung Bapak yang saat ini menjadi Presiden Indonesia. Untuk pertama kalinya saya merasakan dan menjalankan sebuah proses kampanye, menjadi tangan-tangan baik di dalam proses besar politik Indonesia. Thanks to Mas Bhe yang memberi kesempatan kepada saya.
Di bulan Agustus saya juga kembali menjadi seorang desainer grafis di sebuah perusahaan makanan milik modern group.
Di bulan ini juga saya merasakan moment Jambore Sahabat Anak bersama seribu anak jalanan, 500 volunteer, dan 200 orang panitia termasuk saya di dalamnya.
September
Bernyanyi di gereja, hal yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Ya, saya bernyanyi untuk hadiah pernikahan salah seorang volunteer di Rumah Belajar Senen, bukan untuk beribadah tentunya. Silahkan membacanya di sini.
Oktober
Hari-hari terberat sepanjang tahun ini terjadi. Seorang volunteer di SA Kota Tua mendapat musibah. Kak Okky, sosok yang juga menjadi kakak untuk saya. Beliau mengalami tindak kriminal sepulang dari kantor menuju rumah kosnya. Keadaannya cukup parah, bahkan di hari-hari pertama masuk rumah sakit yang diingat hanya nama saya. Ini jadi semakin berat untuk saya. Belum lagi pihak keluarga yang notabene berada di malang. Saya juga yang harus menjelaskan kepada sang Ibu. Entah apa tujuan Tuhan memposisikan saya sebagai seseorang yang penting saat itu.
Setelah itu saya mendapat beban yang lebih berat lagi. Beban ini akan saya pikul sepanjang tahun 2015 nanti. Saya dipercaya menjadi kordinator Sahabat Anak Kota Tua. Ya Tuhan, apa lah saya ini. Sebegitunya para volunteer memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada saya. Semoga saya tetap dijaga selama dipercaya menjadi kompas untuk mereka (adik dan kakak SA Kota Tua).
November
Saya, Obi, Iwan (sahabat baik, terdekat dan ter absurd) untuk pertama kalinya menjajal hobi yang sudah lama saya geluti, mendaki gunung. Pengalaman yang akan saya ceritakan kelak kepada anak dan cucuk. Silahkan baca di sini.
—Di sepanjang tahun ini ada orang-orang yang Tuhan kirimkan untuk terus menguatkan saya. Kapida, Nuzul, Lizar, Doki, Iwan, Obi, Jore, dan Tanti adalah orang-orang yang terus membuat saya tegar dan semangat dalam menghadapi kelelahan, kejenuhan, dan masalah besar sekalipun. Thanks to them 🙂 —
Desember
Sepertinya satu bulan ini, Tuhan sedang berusaha mengingatkan saya akan sesuatu. Satu bulan ini, saya terus di dera sakit, mimisan yang sering berlebihan, kesenggol Truck pasir, sampai selasa kemarin saya diserang vertigo yang cukup membuat saya pingsan di kantor sampai harus diinfus di rumah sakit.
Di saat-saat sakit itu yang saya ingat adalah Ibu, tante-tante saya yang maha baik, dan sebuah rumah di sudut Kota Jakarta yang selalu menghadirkan keramaian di hati saya, “Rumah Opah”. I miss this home. I’ll come tonight. Tunggu aku yah semuanya, kita hura-hura malam ini..hahahhaa
Inilah refleksi seorang Dinda selama satu tahun yang penuh hal-hal baru, berpetualang ke berbagai tempat, bertemu berbagai orang. Sebahagia apapun rasanya, pasti yang saya butuh adalah “Rumah” dan “Keluarga”.
Menutup 2014 bersama keluarga pasti membahagiakan dan menentramkan untuk Dinda 🙂