Memanusiakan Manusia

Hari senin kemarin akhirnya saya berhasil mengajukan surat pengunduran diri, dan diterima dengan “biasa aja” oleh manager divisi. Sama seperti beberapa bulan lalu saat saya mengajukan surat izin untuk mengikuti Youth Camp, respon beliau juga “biasa aja”. Lalu saya tarik mundur lagi ke belakang, setelah mengingat-ingat, setiap kali meminta izin untuk berbagai keperluan volunteering, sakit, ataupun urusan keluarga, respon beliau hanya “Ok din”.

Saya akhirnya bingung sendiri, kenapa beliau sebegitu datarnya menyikapi saya dan teman-teman di divisi ini. Hampir satu tahun saya bekerja di sini, belum pernah ada dinamika yang cukup berarti bagi saya.

Saat kemarin saya bilang “gak enak sih pak sebenernya sama bapak” dalam hati saya melanjutkan ‘bapak hampir gak pernah marahin saya atau menuntut macem-macem’.

Lalu si Bapak cuma bilang “Yaudah lah din, resign itu biasa di dunia kerja,  aku udah 11 kali resign” GUBRAAAAKKKK, pantessssaaannn.

Saya jadi belajar satu hal dari beliau, “memanusiakan manusia”. Saya rasa hal itu yang coba beliau berikan kepada kami, tidak pernah memaksakan kehendak. Urusan jam absen hampir tidak pernah dipermasalahkan, izin-izin yang berhubungan dengan keluarga dan kesehatan pun tidak pernah di kepoin sampai detail. Semua hanya akan dijawab “oke”. Hal seperti ini yang akhirnya membiasakan kami untuk tidak perlu berbohong, katakan saja keperluannya apa, toh beliau tidak akan bertanya lebih lanjut.

Tanpa sadar treatment beliau yang seperti itu semakin membuat saya merasa benar-benar menjadi manusia. Sialnya saya jadi benar-benar paham seharusnya tempat saya di mana, dan bukan di perusahaan ini, tempat saya bukan lagi di industri konvensional. Saya memilih jalur lain, mungkin bodoh menurut sebagian teman, tapi lagi-lagi ini pilihan.

Mungkin saya tidak akan bisa sampai di pilihan ini tanpa bertemu dengan Bapak Manager saya itu. Terima kasih pak untuk semua pelajaran yang tanpa bapak sadari mempengaruhi pilihan hidup saya.

Kalau hari ini Mba wiwin tanya “Mba, lo bangga gak pernah kerja di sini?”
Jawaban saya “biasa aja” :p

Saya bangganya karena menjadi staff dari Bapak Aris Wahyujatmika 🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s