Beranjak dari satu makna yang diucap sebagai gadis menjadi wanita.
Kaya akan kisah dari mereka yang dewasa.
Lorong panjang mejikuhibinu kini menjadi RGB dan CMYK.
Salah aduk bisa jadi durja bahkan gelap gulita.
Wanita bukan lagi soal laki-laki dan cinta, tapi soal teman dan jejak bersama.
Gincu bukan lagi demi memikat, tapi menghindar dari pudar.
Buku bukan lagi asas pengetahuan, tapi tuas dari kemunduran.
“Hak” bukan lagi pada tumit, tapi pada hayat di kandung badan.
Wanita…
Menelan pahit, membuangnya tidak lagi dengan air mata.
Bertindak dengan akal, cinta dan pengetahuan.
Memilih dengan logika, rasa dan pengalaman.
Wanita…
Tidak lagi teriak, tapi bersuara!