Foto di atas diambil ketika keduanya sedang serius menawar harga alpukat untuk diberikan kepada para Nyonya. Berlangsung saat perjalanan menuju Jakarta, setelah Rapat Kerja TurunTangan 2015 kemarin.
Kedua kakak ini (tanpa direncanakan) sama-sama membentuk kepribadian dan pola pikir seorang Dinda hingga menjadi seperti sekarang. Bedanya kalau dimarahi/dinasihati Kak Herry (Kiri) selalu menghasilkan air mata. Sementara Kak Darul (Kanan) selalu menimbulkan gelak tawa, meskipun sebenarnya yang diomongin lebih kejam dibanding Kak Herry.
Awalnya saya pikir kedua mantan Pengajar Muda ini hanya akan menjadi rekan kerja biasa yang tidak akan bermakna.HAHA Tapi justru sebaliknya, mereka lah tempat saya bertanya, mencari jawaban, dan berbagi gagasan soal project, pilihan hidup, atau soal yang paling sepele bagi mereka tapi sulit untuk saya (pasangan) 😀
Mereka paling kompak dalam urusan membully atau menebak-nebak nasib percintaan saya. Untungnya prediksi mereka selalu sama, jadi tidak perlu sampai bertaruh. Paling kompak pokoknya kalau nebak kapan saya putus atau ditinggal pergi laki-laki, dan tebakannya selalu benar -__-“!
Secara professional, Kak Herry dan Kak Darul selalu memiliki standing point yang berseberangan. Terefleksi dari gaya mereka berpakaian:
Satunya Kekinian, Satunya lagi Oldschool
Satu kejadian besar di Januari kemarin yang paling saya ingat ketika mendapat teguran keras dari Kak herry, seketika itu juga saya menangis histeris. Dengan santainya Kak Darul hanya meledek via WhatsApp dan memberi saran untuk bicara baik-baik dengan Kak Herry sesegera mungkin. Drama pun selesai hari itu juga.
Sebagai kakak idelogis keduanya benar-benar mengisi proses pendewasaan saya dengan penuh warna dan cerita, tangis dan tawa, serta yang paling penting mereka menggantikan sosok Ayah dan Kakak bagi Dinda.
Keseriusan mereka menawar alpukat desember kemarin, terefleksikan pada cara mereka menjalani hidup. Setelah tulisan ini dibuat, Kak Herry akan segera menjadi Bapak, dan Kak Darul tepat esok hari akan menikahi sang nyonya.
Tulisan ini dibuat sekedar ingin mengucapkan selamat dan terima kasih untuk setiap nasihat dan guidelive yang telah diberikan.
Terima kasih telah dan tetap menjadi tempat bertanya untuk Dinda.
Selamat menantang kehidupan kakak-kakak! 🙂