“Behind the scene” kalimat pendek yang terus berdengung di telinga saya, pasca selesainya kegiatan YA & YLF 2016.
Satu minggu sebelum dimulainya acara ini, beberapa teman saya hantui dengan sederet paragraf mengenai pondasi sebuah bangunan, mengenai kekhawatiran akan kami tidak benar-benar mengetahui tangan hebat yang membantu kelancaran setiap tugas yang diberikan kepada masing-masing dari kami.
Baru lah ketika sesi evaluasi keseluruhan dimulai, semua kekhawatiran saya menjadi tidak beralasan, rasa penasaran saya tuntas. Mampu menyadari dan mengakui siapa behind the scene dari diri kami masing-masing adalah sebuah kebahagiaan tersendiri bagi saya. Hampir tidak ada yang tidak menyebutkan nama alumni lain dan mengucapkan terima kasih di setiap evaluasinya.
Ada rasa bangga yang hadir di dalam hati saya, karena ternyata bagi semua dari kami yang terpenting bukan hanya suksesnya acara. Tapi nada terakhir yang mampu kami bunyikan diujung orkestra ini. Ivan sebagai dirijen mampu menyeimbangkan semua barisan nada keringat yang dikontribusikan dari semua alumni.
Dibalik merdunya satu nada yang keluar dari seluruh tim Panitia YA & YLF 2016. Masing-masing dari kami mampu mendengar bunyi khas satu sama lainnya. Melengkapi kekurangan dan dinamis dalam pergerakan, seperti itu lah kami dibentuk.
Setelah hari-hari yang melelahkan, tangis dan tawa yang diceritakan, dan semua rentetan cerita hebat yang berhasil dibuat. Kami akan kembali pada keseharian, kami harus kembali memupuk rindu dan memanjat masa depan. Kami akan kembali menjadi orang biasa dengan hari-hari yang tidak biasa dengan behind the scene yang lainnya.
Selamat kembali berbagi Pemuka Pemuda 🙂